Wednesday, August 26, 2015

Haider: Kota Baiji, Kunci Kalahkan ISIS





Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi mengatakan ia mempunyai cara untuk mengalahkan Negara Islam (ISIS) di negara itu. Menurutnya, memenangi peperangan di kota minyak yang berada di utara Baghdad adalah kunci untuk mengalahkan Negara Islam.



"Kemenangan di Baiji sangat penting untuk mengakhiri keberadaan ISIS di Irak," kata Haider al-Abadi saat mengunjungi Baiji seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (25/8/2015).



Al-Abadi mengatakan, ISIS yang berhasil mengontrol sebagian besar wilayah Irak di bagian barat dan utara, telah membuang kesempatan untuk menguasai sumber daya yang signifikan dalam peperangan di Baiji.



"ISIS berusaha untuk menciptakan lubang di pertahanan kita, tidak hanya di Baiji, tapi juga disejumlah area, namun itu justru merugikan mereka. Runtuhnya mental pasukan Irak seperti yang diinginkan oleh mereka tidak terjadi," ujar al-Abadi.



"Baiji menjadi kunci dalam mempertahankan wilayah Samara di Provinsi Salahuddin, bahkan Baghdad," tambahnya.



Kota Samara yang berada di Provinsi Salahuddin yang terletak di utara Baghdad adalah kota yang penting bagi kaum Syiah. Disana berdiri sebuah kuli Syiah yang pernah menjadi sasaran bom kaum Sunni yang memicu aksi kekerasan terburuk pasca jatuhnya Sadam Hussein pada 2003.



Pihak militer Irak berhasil merebut kota Baiji dari tangan ISIS pada bulan November lalu. Meski begitu, pasukan pemerintah Irak dan milisi Syiah saat ini berada di bawah tekanan ISIS yang meningkatkan serangannya dalam beberapa minggu terakhir, ujar seorang petinggi militer Irak.



Sekarang, ISIS telah mengendalikan 50 persen daerah dari kota kilang minyak itu. Baiji sendiri belum beroperasi sejak ISIS mengakuisisi kota itu pada musim panas 2014. Tidak ada warga yang tersisa di kota yang telah menderita kerusakan besar selama 14 bulan terakhir.



Namun, keberhasilan pemerintah Irak mengontrol Baiji memberikan pemerintah pihaknya untuk setiap usaha yang dilakukan untuk mengambil kembali Mosul, kota terbesar kedua Irak yang kini dikuasai Negara Islam IS.



AP | SINDO