Thursday, July 23, 2015

Warga Tolikara Bikin Kenduri, Potong Babi Diganti Sapi





Damai kembali menghampiri Karubaga, Tolikara, Papua. Wilayah yang diguncang kerusuhan saat Hari Raya Idul Fitri (17/7) itu kini berangsur pulih. Umat Islam dan Nasrani menyerahkan persoalan hukum kepada polisi, sementara mereka memilih untuk menginisiasi perdamaian.



“Penegakan hukum kewenangan aparat. Perdamaian sudah kami lakukan,” kata khatib dan tokoh muslim Tolikara, Ali Mukhtar, dikutip ACW dari CNN Indonesia, di Karubaga, Kamis (23/7).



“Kami sudah aman. Sudah menyelesaikan secara adat dan bermaafan,” kata Sekretaris Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli, Pendeta Marthen Jingga.



Cara adat yang dimaksud Pendeta Marthen ialah semacam syukuran atau kenduri. Biasanya, warga Tolikara memotong babi beramai-ramai untuk disantap bersama, agak mirip dengan ketika muslim memperingati Hari Raya Idul Adha.



Namun kenduri di Tolikara saat ini spesial, sebab warga mengganti babi dengan sapi. “Seharusnya potong babi, tapi saudara muslim tidak makan babi. Jadi kami cari sapi,” ujar Pendeta Marthen.



Dengan mengganti babi dengan sapi, maka umat Islam dan Kristen dapat bersama-sama menyantap hidangan sebagai rasa syukur atas rekonsiliasi yang mereka capai.



Tokoh adat dan putra daerah setempat, Viktor Kogoya Yikwa, bersyukur dengan perdamaian di daerahnya. “Siapa yang salah, siapa yang benar, kami serahkan kepada aparat supaya tidak ada kekacauan lagi. Yang jelas masyarakat pakai jalur damai,” kata dia.



Perdamaian kedua kelompok di Tolikara diresmikan Rabu (22/7) di lapangan Koramil. Pendeta Yunus Wenda dari GIDI dan Ustaz Ali Mukhtar saling bersalaman dan berpelukan. Yunus meminta maaf karena telah menyakiti hati muslim. Yunus dan Ustaz Ali berharap seluruh warga Tolikara kembali bersatu.



Sementara itu, Bupati Tolikara Usman Wanimbo telah meletakkan batu pertama dalam rangka relokasi rumah dan kios yang hangus terbakar dalam kerusuhan. Saat peletakan batu pertama itu, Usman didampingi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, Pangdam Militer XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Fransen G. Siahaan, Pendeta Marthen, Ustaz Ali, dan para pemuda muslim serta Kristen.



Dua tersangka kerusuhan Tolikara, Arianto Kogoya (26) dan Jundi Wanimbo (31), kini telah dibawa ke Polda Papua di Jayapura untuk diperiksa intensif. Arianto merupakan pegawai Bank Papua di Tolikara, sedangkan Jundi pegawai negeri sipil di bagian keuangan Pemerintah Daerah.



CNN