Friday, July 24, 2015

Turki izinkan Amerika serang ISIS lewat pangkalan Incirlik





ISTANBUL - Turki mengizinkan AS untuk melancarkan serangan udara ke wilayah ISIS dari pangkalan udara AS yang terletak di Incirlik, dekat perbatasan Suriah, menurut pejabat pertahanan AS, seperti dilansir Reuters, Kamis (23/7).



Keputusan ini diambil satu hari setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Tayyip Erdogan melakukan komunikasi melalui jalur telepon. Sebelumnya, Ankara enggan menyerang militan ISIS di saat beberapa negara Timur Tengah berkoalisi bersama AS untuk menggempur pejihad tersebut.



Turki menghadapi ketidakstabilan keamanan negara di sepanjang 900 kilometer perbatasan dengan Suriah.



Pada Kamis kemarin, Turki melancarkan serbuan tank melewati perbatasan setelah serangan dari ISIS menewaskan seorang prajurit Turki di Kilis, sebuah area di mana Ankara baru-baru ini mengirimkan bala bantuan.



Kemampuan menerbangkan serangan jet tempur dari Incirlik, pangkalan utama yang digunakan AS dan Turki, yang ditujukan ke sejumlah target di Suriah akan memberi keuntungan besar. Sebelumnya, penerbangan semacam ini kebanyakan dilancarkan dari negara-negara Teluk.



Pejabat AS menolak memberi detil persetujuan dengan Turki dan juru bicara pun menolak mengonfirmasikan hal tersebut secara resmi. Mereka hanya mengatakan bahwa semua bergantung kepada Turki untuk mengonfirmasi.



Sementara itu, pejabat Turki juga menolak memberikan komentar terkait laporan ini.



Juru bicara Gedung Putih, John Earnest mengatakan Obama dan Erdogan setuju untuk 'memperdalam' kerja sama dalam melawan Negara Islam -ISIS.



Ketika ditanya detil mengenai penggunaan pangkalan Incirlik, ia mengatakan kepada wartawan, "Saya tidak bisa mengatakan tentang isu tersebut karena memperhatikan keamanan operasi khusus".



Perlawanan di perbatasan Turki terjadi beberapa hari setelah peristiwa bom bunuh diri yang diyakini dilakukan ISIS. Peristiwa yang terjadi di kota Suruc tersebut menewaskan 32 orang.



Insiden ini juga memicu kekhawatiran terhadap konflik Suriah yang tumpah ke Turki. Kantor perdana menteri di Ankara mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa negara akan mengambil langkah apapun yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional.



Meski menjadi anggota koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS, Ankara menolak mengambil langkah tegas dan mengatakan hanya dengan menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad bisa membawa perdamaian, bukan sekadar melakukan serangan udara terhadap ISIS.



Sikap Turki mengecewakan beberapa sekutu NATO, termasuk AS yang memprioritaskan pengentasan ISIS dibanding Assad. Para sekutu mendesak Turki untuk melakukan lebih untuk mencegah perbatasan mereka dengan Suriah dijadikan jalur keluar-masuk para pejihad asing.