Saturday, July 25, 2015

Teror GIDI, Pak Polisi “Jangan Cuma Keras ke FPI!”





Sepekan setelah insiden Tolikara, Papua, banyak hal telah terungkap. Karenanya, Anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum dan keamanan, Aboe Bakar Alhabsyi mendesak aparat penegak hukum segera menelusuri aktor intelektual di balik insiden itu.



Aboe mengatakan, salah satu fakta yang terungkap adalah surat edaran dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang melarang umat Islam di Tolikara menggelar salat Idul Fitri di lapangan terbuka.



“Ini merupakan salah satu indikasi penyerangan dan pembakaran tersebut dilakukan secara terencana dan sistematis. Apalagi ada indikasi keterlibatan asing dalam persoalan ini sebagaimana diungkap BIN dan BNPT ke media,” kata Aboe, Jumat (24/7).



Lebih lanjut politikus PKS itu mendesak Polri agar jangan hanya menindak para pelaku di lapangan saja. Ia menegaskan, polisi juga harus mengusut tuntas perencana, donatur dan pendukung aksi penyerangan di Tolikara hingga pembakaran tempat ibadah muslim dibakar.



“Saya mengapresiasi ketegasan Kapolri yang langsung menyebut para pelaku penyerangan dan pembakaran tersebut sebagai pelanggar konstitusi. Namun saya harap Polri terus melakukan pengusutan tuntas aktor intelektual dibalik insiden Tolikara. Ini sekaligus akan menunjukkan adanya kedaulatan hukum yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia,” tambahnya.



Aboe menegaskan, polisi sudah pernah menunjukkan ketegasan saat menindak Frotn Pembela Islam (FPI) yang dituding melakukan aksi anarkistis. Kini, katanya, polisi juga harus bersikap tegas pada pelaku aksi penyerangan terhadap umat Islam di Tolikara.



“Aparat kepolisian harus segera menjalankan tugasnya untuk melakukan penegakan hukum. Segera tangkap dan proses mereka secara hukum, jangan sampai masyarakat melihat polisi hanya berlaku tegas terhadap Front Pembela Islam saja,” pintanya. JPN