Sunday, July 26, 2015

Siapa Sangka! Barak Rohingya Bisa Sebagus Ini





Barak shelter Rohingya di Blang Adoe, Aceh Utara seluruhnya rampung, dibangun oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT).



Barak tersebut sudah dilengkapi dengan semua fasilitas standar untuk sebuah kawasan hunian, seperti klinik kesehatan, pusat pendidikan, taman bermain, air bersih, MCK, dapur umum, lampu penerangan, rumah ibadah dan taman hijau.




Kompleks penampungan pengungsi Rohingya terdiri dari 120 bangunan rumah yang dilengkapi sekolah, taman bermain, dan masjid. Selain itu barak juga dilengkapi Klinik, Taman dan Pusat Pendidikan.



“Saya tidak menyangka, setelah jadi bisa sebagus ini. ACT berhasil menyulap lahan yang tadinya semak belukar, jadi komplek yang bagus seperti ini,“ kata Sekretaris Daerah Aceh Utara Drs. Isa Ansari, MM yang baru pertama kali ke tempat tersebut.



Saat berkeliling Komplek ICS, satu persatu nama sponsor yang menjadi donatur pembangunan setiap kamar itu diperhatikannya. Ketika melihat ada donatur dari Perth, Australia, ia kembali berkomentar. “Banyak sekali donatur ACT ini ya. Luar biasa sekali.“







Saat berbelok ke arah masjid, saya langsung menjelaskan bahwa kita sepakat menamai masjid di tengah shelter ini dengan nama Arakhan. Saya juga menjelaskan bahwa Arakhan ini diambil dari nama kerajaan Islam di Burma pada masa lampau.



“Ini untuk mengingatkan mereka pada masa kejayaan muslim Rohingya dulu,” ujar Zainal Bakri, KNSR Lhokseumawe.



Dalam kesempatan itu Sekda menyatakan akan mengajak Bupati Aceh Utara berkunjung sekali lagi ke lokasi ICS sebelum akhirnya meresmikan dan memindahkan seluruh pengungsi Rohingya di Aceh Utara ke ICS.







Pengungsi Rohingya sendiri saat ini masih ditampung di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Utara. Tak kurang 120 unit shelter yang diperuntukkan bagi 328 jiwa pengungsi Rohingya di Aceh Utara telah siap untuk ditempati para pengungsi.



Kepala Bagian Humas Pemkab Aceh Utara Amir Hamzah mengatakan proses pemindahan masih menunggu musyawarah tim yang menangani para pengungsi ini. Tim tersebut terdiri dari pihak imigrasi, dinas sosial Aceh Utara, dan Kepolisian.



Diki Saputra, selaku koordinator pembangunan kompleks, mengatakan para pengungsi akan menempati bagian masing-masing sesuai dengan status menikah.



“Bagi yang sudah berkeluarga kami sediakan barak tersendiri. Pria lajang dan perempuan lajang kami pisahkan,” katanya.