Monday, July 27, 2015

2 tahun Diam, Turki Akhirnya Deklarasikan Perang Lawan ISIS





ISTANBUL - Setelah dua tahun bersikap pasif, kini Turki mulai berusaha untuk mempertahankan batas negara dan seluruh hal yang ada di dalamnya.



Selama dua tahun terakhir, tentara Turki tampak duduk tenang di sepanjang perbatasan antara Turki dan Suriah. Sementara pejuang militan ISIS terus memperluas wilayah kekuasaannya dan berperang di perbatasan tersebut.



Berdasarkan hasil penarikan suara di parlemen pada Oktober lalu, Parlemen Turki mengizinkan tentaranya untuk berjuang melawan ISIS. Namun, tidak banyak hal yang dilakukan tentara Turki setelah izin tersebut dikeluarkan.



Lalu, Jumat pekan lalu, regu pesawat jet F-16 milik Turki menghajar wilayah kekuasaan ISIS di Suriah. Serangan tersebut merupakan perubahan cepat dan signifikan dari Pemerintah Turki dalam melawan kelompok ekstremis tersebut.



"ISIS dan Turki telah menjalani Perang Dingin selama hampir dua tahun dan mereka selalu menghindari peperangan karena menyadari bahwa konfrontasi yang mereka lakukan hanya akan mengakibatkan kerugian pada dua belah pihak," kata Direktur Program Riset Turki di Institut Washington, Soner Cagaptay, sebagaimana dilansir Time, Senin (27/7/2015).



"Perang Dingin itu kini sudah berakhir," sambungnya.



Pemerintah Turki mulai bereaksi setelah ISIS mengebom Kota Turki pada Senin pekan lalu. Ledakan bom sebabkan 32 orang tewas oleh ISIS dan seorang tentara Turki tewas terpanggang dalam kebakaran yang disulut pemberontak Kurdi.



Sejak saat itu, ISIS menjadi ancaman besar bagi Pemerintah Turki. Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga mengatakan bahwa Turki telah mengizinkan pesawat tempur AS yang menyerang ISIS untuk menggunakan markas-markas Turki.



Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, operasi melawan ISIS tidak akan hanya dilakukan sekali saja namun sebuah strategi besar. Pemerintah Turki juga telah meahan lebih dari 200 orang yang diduga terlibat ISIS setelah menyisir seluruh pelosok negeri.