Wednesday, August 12, 2015

Pusing Rupiah Terlemah 17 tahun, Pengusaha: "Jangan bilang lagi Ini Wajar"





Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) harus lebih responsif mengatasi pelemahan tajam rupiah meskipun penguatan dolar juga terjadi di negara-negara lain.



"Jangan bilang (pelemahan tajam) ini wajar dan meminta pelaku usaha tenang. Kami pusing kalau begini," cetusnya.



Beberapa hari terakhir rupiah memang melemah tajam. Sejak ditutup di posisi 13.304 per dolar Amerika Serikat (USD) pada Jumat (10/7), rupiah langsung melemah tajam menjelang libur Lebaran dan terus melemah seusai libur Lebaran hingga ditutup di posisi 13.448 per USD Jumat lalu yang merupakan posisi terlemah rupiah sepanjang tahun ini.



Menurut Hariyadi, posisi rupiah saat ini sudah jauh melemah dibanding proyeksi awal pada kisaran 12.500 per USD. Akibatnya, para pelaku usaha pun harus mulai mengalkulasi ulang biaya produksi dan rencana bisnisnya.



"Apalagi kalau pelaku usahanya banyak impor mesin dan bahan baku, lebih pusing lagi," katanya.



Ini Komentar Gubernur BI



Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui, pergerakan rupiah cukup fluktuatif karena baru sedikit pelaku pasar uang yang aktif dan mayoritas mencari USD sehingga memicu depresiasi rupiah.



’’Tetapi, sejauh ini masih oke,’’ ujarnya setelah halalbihalal dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara kemarin (22/7).



Meski rupiah terus tertekan, Agus Marto tetap berusaha menenangkan pasar. Dia menyebutkan, data-data makroekonomi Indonesia menunjukkan sinyal positif. Misalnya, inflasi sepanjang pekan pertama Juli terjaga di kisaran 0,4 persen; neraca perdagangan surplus; serta defisit transaksi berjalan (CAD) berpotensi membaik ke kisaran 2,5 persen produk domestik bruto (PDB).



’’Kecuali pertumbuhan ekonomi yang melambat, data-data lain cukup positif,’’ katanya. JPNN