Friday, July 10, 2015

Kombatan GAM gabung ISIS, Din Robot: “Keahlian Saya Hanya Berperang!”






Daripada kami membuat onar dan melakukan kriminal di Aceh, lebih baik berangkat ke Suriah untuk berjuang bersama ISIS sambil memperdalam agama,” -- Din Robot



Kabar mengejutkan bertiup dari wilayah Aceh Timur. Sejumlah mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dimotori Fakhruddin bin Kasem alias Din Robot menyatakan siap bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).



Mereka juga menyatakan siap untuk berangkat ke Suriah. Din Robot yang merupakan warga Desa Kuta Binje, Kecamatan Julok, Aceh Timur, tercatat sebagai mantan wakil Panglima GAM Wilayah Peureulak, Sagoe Kuta Awe Duek.



Fakhruddin Bin Kasem (35), mantan Wakil Panglima GAM Sagoe Awe Duek, Kuta Binje ini mengaku dengan keahlian berperang yang dimilikinya, dia bisa berjuang sambil memperdalam ilmu agama Islam setelah bergabung dengan ISIS.



“Saya dan sekitar 100 mantan kombatan GAM siap pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS karena tidak ada lagi yang dapat kami kerjakan di Aceh,” katanya dikutip ACW dari Rappler, Rabu, 8 Juli.




“Daripada kami harus berperang sesama mantan kombatan, lebih baik kami pergi ke Suriah untuk berjuang bersama ISIS.”



Menurut dia, alasan mereka bergabung dengan tentara ISIS karena Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan wakilnya Muzakir Manaf tidak memperhatikan mantan anggota GAM, padahal keduanya ialah bekas tokoh pemberontakan yang ingin memerdekakan Aceh dari Indonesia.



Zaini adalah bekas menteri luar negeri pemerintahan GAM saat di pengasingan di Swedia. Sedangkan Muzakir merupakan mantan panglima tertinggi Tentara Negara Aceh saat provinsi di ujung barat Indonesia masih berkonflik dengan Pemerintah Indonesia.



GAM dan Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian perdamaian di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, untuk mengakhiri konflik bersenjata hampir 30 tahun di Aceh yang diperkirakan menewaskan lebih 25,000 orang, sebagian besar warga sipil.



“Saya hanya tamatan SD. Saya tak punya keahlian apa-apa. Keahlian saya hanya berperang,” kata Fakhruddin, yang mengaku bergabung dengan GAM pada 1998.



Dia menambahkan sudah siap untuk menerima segala konsekuensi terkait dengan keinginannya untuk bergabung dengan pasukan ISIS.



“Kalau polisi mau periksa saya, silakan saja. Saya sudah siap. Polisi boleh datang ke rumah dan lihat bagaimana kondisi saya dan keluarga,” ujarnya.




“Tidak ada alasan bagi siapapun untuk menghambat saya bergabung dengan ISIS,” tegas Din.



Fakhruddin mengaku apabila masih tetap bertahan di Aceh, hanya akan menjadi bahan olok-olok masyarakat dan bisa jadi pelaku kriminalitas atau terlibat dalam penjualan narkotika lainnya.



“Daripada kami membuat onar dan melakukan kriminal di Aceh, lebih baik berangkat ke Suriah untuk berjuang bersama ISIS sambil memperdalam agama,” kata Fakhruddin yang di kalangan rekan-rekannya akrab disapa “Din Robot”.



Ditambahkan untuk membantu keberangkatan para bekas kombatan GAM ke Suriah, mereka telah meminta bantuan pada Tim Pengacara Muslim (TPM).






Fakhruddin bin Kasem alias Din Robot bersama Ketua TPM Aceh, Safaruddin



Ketua TPM Aceh, Safaruddin, membenarkan dia diminta bantu Fakhruddin untuk mencari jaringan ISIS. Malah, Safaruddin mengaku telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Fakhruddin dan puluhan bekas anggota GAM lainnya.



“Dalam setiap pertemuan, mereka telah menyatakan kebulatan tekadnya bergabung dengan ISIS karena keahlian mereka hanya berperang,” kata Safaruddin.



“Mereka juga bilang daripada membuat keonaran di Aceh, lebih baik mereka keluar berperang bersama para pejuang ISIS. Di sana, mereka mengaku akan digaji sehingga anak-anak dan istrinya terjamin hidupnya.”



Safaruddin menyatakan Tim Pengacara Muslim akan menampung keinginan mantan gerilyawan GAM sambil mencari jaringan ISIS yang bisa memberangkatkan mereka ke Suriah.



Begitupun, Safaruddin tetap berharap agar Pemerintah Aceh segera memperhatikan nasib bekas kombatan GAM sehingga mereka membatalkan keinginannya berangkat ke Suriah.



Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang ditanya wartawan setelah acara berbuka puasa bersama di Banda Aceh, Selasa malam, terkait keinginan para mantan GAM bergabung ke ISIS terkesan enggan berkomentar.



“Ini persoalan negara, jadi sangat kita sayangkan. ISIS itu di pihak luar negeri dan kita tak ada sangkut paut,” katanya.



Saat ditanya langkah konkrit yang akan dilakukan Pemerintah Aceh untuk mencegah mantan GAM bergabung ke ISIS, Zaini menjawab, “Tidak ada langkah konkrit karena ini persoalan pusat dan pihak-pihak yang ingin melibatkan diri.”



—Rappler.com