Friday, July 31, 2015

ISIS Buka Pusat Perbelanjaan Cinderamata di Mosul [FOTO]





ISIS membuka toko buah tangan atau cenderamata di Mosul, Irak, yang mereka klaim sebagai ibukota kedua. Pembukaan toko cenderamata ini oleh para pengamat dipandang sebagai cara ISIS membentuk diri sebagai sebuah negara.



Seperti diberitakan RT News pekan ini, foto-foto toko di dalam souvenir tersebut diunggah oleh akun Twitter @Terror_Monitor.



Dalam foto-foto tersebut, terlihat toko-toko yang penuh dengan barang-barang berbau ISIS. Mulai dari bendera, topi hingga kaos yang disablon dengan logo ISIS.









Ada juga pakaian militer seperti jaket loreng, tas dan sepatu boot.



Dijual juga dalam toko tersebut senapan Kalashnikov, berbagai aksesoris senjata dan pisau seperti yang digunakan dalam beberapa video eksekusi sandera.



Pengamat mengatakan, toko ini adalah bukti bahwa ISIS mulai menjalankan fungsi kota, salah satunya untuk menyambut para pendatang atau wisatawan.



Mosul sendiri telah diklaim ISIS sebagai pusat ISIS di Irak mereka setelah direbut musim panas 2014. Kelompok ini diketahui memiliki pundi uang yang sangat banyak, hasil rampasan perang dan penjualan minyak ilegal.



ISIS Menbangun Negara



Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan Negara Islam, pengganti ama ISIS, tahun lalu. Tidak asal klaim, ISIS menggerakkan birokrasi dan pelayanan publik yang menjadi salah satu fungsi negara.



Kelompok ini juga telah membuat kartu identitas warga serta membentuk dana jaminan sosial sendiri untuk membiayai kerusakan yang diakibatkan oleh perang.



Penggantian oleh negara dilakukan mulai dari kendaraan militan yang rusak akibat tertembak atau rumah warga yang hancur karena serangan udara koalisi Amerika. Dengan cara ini, ISIS berhasil mengambil hati warga setepmpat.



"Satu hal yang berulang kali saya dengar dari pengungsi Suriah bahwa ISIS bergerak cepat mengembalikan fungsi pelayanan publik dan memberikan kompensasi bagi warga sipil yang propertinya hancur karena serangan udara koalisi," kata Mara Revkin, mahasiswa yang tengah mengambil gelar master di Yale University, Amerika Serikat.



"Ada persepsi di wilayah yang diperebutkan di Suriah bahwa serangan udara koalisi lebih merusak kehidupan warga sipil ketimbang ISIS," lanjut dia.



Belakangan ISIS mengungkapkan rencana membuat mata uang sendiri, yaitu dinar yang berupa koin emas dan dirham dari perak. ISIS juga diuntungkan dengan banyaknya bekas anggota Partai Baath pimpinan Saddam Hussein yang berada di pihaknya, yang memiliki keahlian mumpuni dalam pemerintahan dan militer.



"Kelompok ini benar-benar membangun negara, memperluas wilayah mereka, tidak hanya simbolis," kata Andrew March, professor ilmu politik di Yale.



Selain itu, ISIS juga diduga memiliki pemasukan hingga US$100 juta dari penyelundupan minyak melalui Turki atau Irak untuk membiayai pemerintahan mereka.



"ISIS membangun sebuah kekaisaran, yang berfungsi sebagai negara dan perusahaan: menjual minyak, menyelundupkan benda seni berharga sembari membangun militer yang tangguh," kata pengamat politik Timur Tengah Catherine Shakdam.