Friday, July 31, 2015

Bendera Aceh Berkibar, “Presiden RI harus Melek!”





Pengibaran bendera berlambang bulan bintang atau yang dikenal dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM), di Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, menjadi perhatian publik.



Anggota Komisi I DPR RI, Elnino Husein Mohi mengatakan jika pengibaran itu bentuk simbol dari kekecewaan masyarakat Aceh, baik ditujukan kepada pemerintah daerah atau pemerintah pusat.



“Itu tanda bahwa masih ada orang Aceh yang belum berhasil dipersuasi oleh pemerintah pusat, atau bisa jadi ada orang Aceh yang mengungkapkan perasaan kecewanya kepada pemerintah pusat,” ucap Elnino, di Jakarta, Jumat (31/7).



Politikus Gerindra itu mengatakan, seharusnya pemerintah pusat sensitif dengan kejadian tersebut.



“Presiden RI mesti melek dan concern dengan pertanda-pertanda seperti itu. Harus peka. Jangan keluar lagi istilah ‘i dont think about that’,” tandas dia.



Meski begitu, pengibaran bendera bulan bintang atau yang dikenal dengan bendera gerakan Aceh merdeka (GAM) di Pasie Raya, Aceh Jaya, tidak ada kaitannya dengan peristiwa intoleransi agama di Tolikara, Papua.



“Itu hanya iseng sisa-sisa kombatan GAM yang butuh perhatian dari pemerintah provinsi yang notabene penguasanya adalah dari unsur GAM di masa lalu,” ucap Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (30/7).



“Gejolak di Aceh dari unsur sisa kombatan lebih karena faktor rasa keadilan dan kesejahteraan yang belum mereka rasakan,” tambahnya.



Pemerhati kontra-terorisme ini merasa peristiwa pengibaran bendera di Aceh tak perlu direspon Badan intelijen Negara (BIN).



“Tidak juga, ini persoalan lokal yang muncul dari sekelompok orang karena merasa belum dapat kesejahteraan secara adil dari pemerintah provinsi. Namun, secara politis bila salah penanganan, eskalasinya juga bisa besar dan kemana-mana,” tandasnya.