Wednesday, August 19, 2015

ISIS Kobarkan Penaklukkan Istanbul, Turki [VIDEO]





Sebuah video yang diklaim berasal dari ISIS menyerukan warga Turki untuk melawan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan, serta membantu ISIS untuk 'menaklukan' Istanbul.



Turki saat ini berada dalam keadaan siaga setelah meluncurkan "perang melawan teror" pada Juli. Diserang di berbagai titik oleh ISIS, Turki melancarkan serangan udara yang menargetkan ISIS dan kelompok Partai Pekerja Kurdi (PKK), lalu kemudian membuka pangkalan udaranya untuk pasukan koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat.



Langkah ini menandai perubahan arah kebijakan Turki, yang sejak awal kampanye udara diluncurkan, terlihat enggan berperan aktif meski merupakan anggota NATO.



Berbicara dalam bahasa Turki, militan ISIS dengan senapan di tubuhnya, menuduh Erdogan telah "menjual negaranya kepada tentara salib" dan mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan udara militernya demi "menjaga jabatannya.”



"Warga Turki, tanpa membuang waktu, kalian harus memberontak terhadap para ateis, tentara salib dan kafir yang menjadikan kalian budak," kata pejuang ISIS dalam video itu, ditemani dua pria berjenggot yang duduk disebelahnya.


Mereka mendeskripsikan kelompok PKK—yang berperang melawan ISIS di Irak utara—sebagai ateis dan memperingatkan bahwa wilayah timur Turki akan jatuh di tangan PKK kecuali ISIS datang ke Turki.



Reuters tidak dapat memverifikasi kebenaran video tersebut, akan tetapi, kelompok pemantau intelijen, SITE, yang melacak aktivitas ekstrimis, mengatakan video tersebut adalah pesan panggilan dari militan ISIS Turki meminta dukungan dari umat Muslim di sana.







Video berjudul "Sebuah Pesan untuk Turki" tersebut tersebar di media sosial dan media Turki. Disinyalir, video itu dibuat oleh “departemen” media ISIS di Raqqa, Suriah.



"Bersama-sama di bawah perintah Abu Bakr al-Baghdadi, mari kita taklukan Istanbul, di mana Erdogan bekerja siang dan malam untuk tentara salib," kata salah seorang di video.



Video itu mulai muncul pada Senin (17/8) lalu, dua bulan setelah ISIS meluncurkan majalah berbahasa Turki berjudul "Penaklukan Konstantinopel" yang isinya berisi penaklukan ibu kota Istanbul.







CNN