Saturday, August 15, 2015

4.000 Warga Cina Tewas Tiap Hari, Ini Penyebabnya





Polusi udara di Tiongkok berkontribusi terhadap kematian sekitar 1,6 juta setiap tahun, atau 4.000 orang setiap hari, demikian kesimpulan makalah ilmiah.



Makalah memetakan sumber geografis udara beracun di Tiongkok dan menyimpulkan kabut asap yang menyelimuti Beijing seperti kain kafan berasal dari emisi zona industri yang jauh.



Temuan ini dipastikan akan mempersulit upaya pemeirntah Beijing membersihkan ibu kota, sebelum Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing berlangsung.



Penulis makalah ini adalah Berkeley Earth, sebuah organisasi riset yang berbasis di Berkeley, California, AS.



Data dalam makalah itu menyebutkan sekitar tiga per delapan penduduk Tiongkok menghidup udara 'tidak sehat' menurut standar AS. Yang paling berbahaya adalah partikel berbahaya dalam udara Beijing kurang dari 2,5 mikron. Akibatnya partikel berbahaya dengan mudah menemukan masuk ke paru-paru dan darah, serta menimbulkan berbagai masalah kesehatan; asma, stroke, kanker paru, dan serangan jantung.



Peneliti menganalisis data yang diambil dari 1.500 stasiun bumi di Tiongkok daratan, Taiwan, dan tempat-tempat lain. Data diambil setiap jam.



Analisis Berkeley Earth konsisten dengan indikasi sebelumnya bahwa Tiongkok belum mampu mengatasi polusi udara. Greenpeace menemukan 360 kota di Tiongkok gagal memenuhi standar kualitas udara nasional dalam tiga bulan pertama tahun 2015.



Berkeley Earth menyimpulkan polusi udara memberi kontribusi 17 persen terhadap semua kematian di Tiongkok setiap tahun, atau sekitar 1,6 juta.



Peneliti juga menyimpulkan kabut asap yang melanda Beijing datang dari pabrik pembakaran batu bara yang jaraknya 200 mil barat daya ibu kota, yaitu di Shijiazhuang -- ibu kota Propinsi Hebei. Beijing dipastikan tidak akan bisa membersihkan kabut asap sampai 2022.



BERKELEY EARTH | INILAH