Sunday, July 26, 2015

Politisi PD: Terima Saja Bahwa Islam itu Arab!





Politikus Partai Demokrat Muhammad Husni Thamrin berkicau tentang Islam dan Arab. Dia pun membuka ruang diskusi dengan bertanya, mengapa banyak pihak yang seolah tidak mengaku bahwa Islam itu adalah Arab. Berikut isi kultwitt @monethamrin yang dikutip dari ROL.



“Kenapa ya banyak yg bilang Islam itu bukan Arab?” katanya melalui akun Twitter, ‏@monethamrin.



”Terima saja bahwa Islam itu ya Arab. Ia lahir dari sejarah dan budaya di Arab kok.”



Dia pun menantang argumen orang yang tetap berpendirian bahwa Islam itu bukan Arab.



“Buat yg ngotot Islam itu bkn Arab apkh berani baca Al Quran dgn bhs Indonesia atau sholat dgn bhs Indonesia atau tdk berkiblat ke Makkah?”



Dia melanjutkan, “My point: kalau percaya scr universal agama mengajarkan kebajikan & jln lurus, serta tdk mengakui Islam itu Arab, ya buat agama baru.”



Husni Thamrin pun menggugat wacana Menag Lukman Hakim Saifuddin dan PBNU yang terus menggembar-gemborkan wacana Islam Nusantara. “Sy msh blm paham dgn kampanye menteri agama dan bbrp teman sy ttg Islam Nusantara. Islam ya Islam. Nusantara soal kita.”



Gara-gara cuitannya itu, argumennya didebat balik oleh para pengikutnya. Namun, ia terus menjawabnya dengan lugas.



“Sy tdk menyalahkan soal gaya berpakaian Anda saat sholat. Lalu Anda menyebutnya dgn gaya itu Islam Nusantara?” katanya menjawab akun @ErwinBeneran, yang menyatakan Islam Indonesia dan Arab itu beda.



Husni Thamrin menambahkan, “Masa Anda menyangkal bhw Nabi Muhammad SAW itu orang Arab? Dan turun di Arab, itu tak bisa diingkari. Rukun Islam percaya pd Al Quran (dlm bhs Arab) & menunaikan haji ke Makkah. Kiblat pun ke Ka’bah di Makkah.”



Pemunculan istilah Islam Nusantara yang diklaim sebagai ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan bertolak belakang dengan ‘Islam Arab’ telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Islam di Indonesia.



Walaupun dianggap bukan istilah baru, istilah Islam Nusantara belakangan telah dikampanyekan secara gencar oleh ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, NU.



Dikutip dari BBC Indonesia, dalam pembukaan acara Istighotsah menyambut Ramadhan dan pembukaan munas alim ulama NU, Minggu (14/06/15) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, NU akan terus memperjuangkan dan mengawal model Islam Nusantara.



NU akan terus mempertahankan karakter Islam Nusantara yaitu “Islam yang ramah, anti radikal, inklusif dan toleran.”



Said Aqil menegaskan, model seperti ini berbeda dengan apa yang disebutnya sebagai “Islam Arab yang selalu konflik dengan sesama Islam dan perang saudara.”