Saturday, July 25, 2015

Obama pinta Inggris Tak gelar Referendum Tinggalkan Uni Eropa





Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan pada Jumat (24/7) bahwa Inggris harus tetap menjadi anggota Uni Eropa agar terus dapat memberikan pengaruh kuatnya kepada dunia.



Obama mengatakan, Inggris adalah "rekan terbaik dan terpenting AS" karena berbuat di luar kepentingan negaranya untuk menjadikan dunia lebih aman dan tertib.



Dalam pernyataan paling tegas Obama hingga saat ini, dia mengatakan bawa Inggris harus tetap bergabung dengan Uni Eropa jika ingin mempertahankan pengaruhnya di tingkat global.



Ia menambahkan, Uni Eropa telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan sejahtera, dan dengan adanya Inggris di dalam keanggotaan Uni Eropa, hal tersebut menjadi sangat krusial bagi "kerjasama transatlantik" antara AS dan Inggris serta negara-negara Eropa.



"Uni Eropa adalah landasan dari institusi-institusi yang terbentuk setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Mereka telah membuat dunia menjadi aman dan sejahtera," kata Obama dalam wawancara dengan BBC seperti dikutip Telegraph.



Presiden AS kemudian mengatakan bahwa ia ingin memastikan agar Inggris terus memiliki pengaruh tersebut.



Ia mengakui, David Cameron adalah rekan yang sangat baik dan memuji pemerintahannya karena akan membiayai North Atlantic Treaty Organization (NATO) dengan menyumbangkan dua persen GDP Inggris untuk lima tahun ke depan.



"Kita tidak mempunyai rekan yang lebih penting dari Inggris. Mereka membuat komitmen untuk memberikan biaya kepada NATO di saat anggaran belanjanya sendiri terbatas dan hal ini sangat penting," tegas Obama.



Menteri Pertahanan AS Ash Carter pada bulan lalu mengatakan bahwa Inggris selalu bertindak di luar batas kemampuannya secara militer. Jika Inggris memotong anggaran pertahanannya, kata Carte, dunia akan merugi besar.



Komentar Obama ini disampaikan menyusul rencana referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada 2017 mendatang seperti yang dijanjikan Perdana menteri David Cameron saat terpilih lagi tahun ini.



Sejak tahun 2010, berbagai survei menunjukkan bahwa publik Inggris terbagi dua soal keanggotaan di Uni Eropa. Pada 2012, survei menunjukkan 56 persen warga Inggris ingin pisah dari Uni Eropa.



Warga Inggris menganggap keanggotaan di Uni Eropa membatasi negara mereka dalam bekerja sama dengan negara lain, terutama dengan China. Selain itu, keanggotaan di Uni Eropa disebut menjadi sumber banyaknya imigran dari negara anggota lainnya ke Inggris, membuat warga lokal terancam kehilangan mata pencaharian.