Sebanyak 24 bocah remaja awal Afrika Selatan meninggal dunia setelah menjalani khitan tradisional di luar prosedur kesehatan.
"Kami kehilangan 24 anak laki-laki," ujar Inkosi Shipho Mahlangu, wakil ketua National House of Traditional Leaders, kepada kantor berita Anadolu.
"Lainnya masih dirawat di rumah sakit."
Menurutnya, sebagian besar kematian terjadi pekan lalu setelah menjalani ritual khital ilegal di sekolah inisiasi.
Banyak kelompok etnis di Afrika Selatan (Afsel) menjalani khitan tradisional, yang dianggap sebagai ritus peraliahan menuju kedewasaan bagi bocah yang memasuki masa remaja.
Biasanya, anak laki-laki menghabiskan lima pekan di pengasingan setelah menjalani ritual. Mereka tinggal di pegunungan atau di semak-semak. Di sini mereka menerima instruksi dari laki-laki yang lebih tua di dalam masyarakat.
Menurut Mahlangu, hanya sebagian anak laki-laki menghadiri sekolah inisiasi berlisensi yang memiliki ahli bedah berkualitas. Lainnya mendaftar di sekolah tanpa ijin tanpa ahli bedah medis berkualitas.
"Kami menyarankan orang tua tdak mengirim anak mereka ke sekolah ilegal," ujarnya.
Tahun 2013, 116 anak laki-laki meninggal akibat khitan di sekolah ilegal. Tahun 2014, 46 anak laki-laki menemui ajalnya.
Pekan lalu, 141 anak laki-laki dilarikan ke rumah sakit di Propinsi Eastern Cape, dengan 14 di antara mereka meninggal dunia.
"Musim khitan di Afsel terjadi saat libur sekolah antara Juni/Juli dan Desember," kata Mahlangu.
Lebih 100 ribu anak laki-laki diyakini menjalani upacara inisiasi setiap tahun di seluruh negeri.
Your Ads Here
Sunday, July 12, 2015
Ritual Sunat Massal, Puluhan Bocah Afrika Tewas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)