Sunday, July 12, 2015

Kecewa terlalu Dalam membuat Kombatan GAM Nekad





Ketua Tim Pengacara Muslim Aceh, Safaruddin yang ditunjuk untuk memfasilitasi niat dari beberapa bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka untuk bisa bergabung dengan ISIS, belum terbayang untuk teknis pemberangkatannya.



Dikutip Atjehcyber dari CNN Indonesia, Selasa (7/7), ia mengatakan masih akan mengajak para kombatan itu untuk bisa berunding memecahkan masalah yang kini mereka hadapi.



“Saya masih terus coba untuk bisa melakukan perundingan dan diskusi lanjutan,” kata Safaruddin.



Saat ini, kata Safaruddin, belum ada satu pihak pun dari ISIS yang ia hubungi. Jadi belum ada persiapan yang berarti untuk bisa melakukan pemberangkatan.



“Kecewa yang terlalu dalam ini membuat para eks kombatan nekad, hemat saya semuanya masih bisa didiskusikan," ujarnya.



Soal harus adanya Bai’at apabila hendak bergabung dengan Daulah Islam --ISIS. Apakah para eks kombatan mau berbai’at kepada ISIS untuk motif ekonomi yang selama ini mereka alami? Safaruddin belum bisa memastikan.



“Namun yang perlu diperhatikan pemerintah, mereka ini merupakan serdadu terlatih, oleh karenanya sangat berbahaya jika niat mereka dibuat terlaksana,” katanya.



Sebelumnya, Bekas Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Sagoe Kuta Awe Duek, Peureulak Aceh Timur, Fakhruddin Bin Kaseem alias Din Robot, menyatakan niatnya untuk bergabung dengan Negara Islam untuk Irak dan Suriah.



Niatan ini dikemukakan lantaran adanya keluhan soal perlakuan yang tak adil dari pemeriintah terhadap bekas kombatan GAM.



Pernyataan niat kesiapan untuk bergabung ke dalam barisan kelompok teror ISIS ini, dinyatakan Din Robot dalam sebuah jumpa media di Aceh Timur.



Kepada CNN, seorang fasilitator jumpa media yang juga Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh, Safaruddin mengatakan motif kecemburuan ekonomi menjadi faktor paling penting.



“Kebetulan saya diminta secara teknis untuk bisa memberangkatkan mereka ke Suriah, sebenarnya saya sudah minta untuk berdiskusi dulu, tapi entah bagaimana mereka mungkin sudah kesal dengan keadaan,” kata Safaruddin.



Motif ekonomi, kata Safaruddin, merupakan dorongan terkuat bagi para eks kombatan ini mengambil langkah untuk bisa bergabung dengan ISIS. Saat ini, tambahnya, perhatian pemerintah baik daerah maupun pusat terhadap para eks kombatan GAM memang memprihatinkan.



“Banyak kondisi yang tak adil, sebagian bisa menangguk keuntungan sedangkan lainnnya terpuruk dalam kemiskinan, jurang itu jelas terlihat,” ujar Safaruddin mencoba melukiskan kekesalan para kombatan yang berniat masuk ISIS.