Presiden Myanmar, Thein Sein, mengunjungi sejumlah daerah pedesaan yang hancur akibat banjir pada Sabtu (1/8), setelah pemerintah Myanmar menyatakan keadaan darurat. Banjir yang disebabkan oleh hujan berkepanjangan ini membuat puluhan ribu warga mengungsi, merusak sawah dan meningkatkan kekhawatiran sejumlah bendungan akan runtuh.
Thein Sein dijadwalkan tiba di Divisi Sagaing, wilayah utama pertanian Myanmar. Tentara mengkoordinasikan upaya bantuan untuk korban banjir, setelah hampir seluruh wilayah Myanmar diterpa curah hujan yang cukup deras. Hanya dua dari 14 negara bagian Myanmar yang tidak terkena curah hujan tinggi.
Hal tersebut mengakibatkan badai dan banjir di sejumlah wilayah, yang sejauh ini telah menewaskan 21 orang, dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter di Sagaing dan 4,5 meter di negara bagian Rakhine barat. Pada Jumat (31/7), pemerintah Myanmar menyatakan empat zona daerah yang terdampak dari bencana banjir ini.
Banjir di Myanmar dimulai sejak 22 Juli dan terus menyebar ke sejumlah daerah. Menurut data PBB, sebanyak 67 ribu hingga 110 ribu orang terkena dampak atas bencana banjir ini.
Meskipun hujan telah berhenti di sebagian besar wilayah, upaya pemulihan merupakan tantangan tersendiri bagi Myanmar yang sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Negara ini hanya memiliki infrastruktur dasar dan fasilitas medis yang tidak siap menghadapi bencana, seperti yang terjadi saat Topan Nargis memporak-porandakan Delta Irrawaddy pada 2008, menewaskan 130 ribu orang.
"Ini situasi darurat yang tidak pernah kami dihadapi sebelumnya. Kami hanya memiliki dua kapal motor untuk proses penyelamatan. Pemerintah berencana untuk mengirim lebih banyak," kata Aung Zaw Oo, Menteri Transportasi untuk negara bagian Sagaing.
Kementerian pertanian Myanmar menyatakan hampir 525 ribu hektar lahan pertanian, yang diperkirakan seluas Luxembourg, terkena dampak bencana banjir. Sementara, 34.000 hektar sawah rusak, terutama di Sagaing, Negara Bagian Kachin, Bago dan wilayah negara bagian Rakhine.
Tayangan di televisi lokal menunjukkan jembatan rusak akibat terkena arus kuat dari banjir. Sejumlah hewan ternak tenggelam, atau tertutupi air banjir hingga mencapai hidung.
Sejumlah laporan dari TV lokal mengutip sumber di Sagaing, negara bagian Shan dan Magway yang menyatakan bahwa mereka khawatir bendungan sudah melebihi batas aman dan bisa kapan saja runtuh jika hujan deras masih terus terjadi.
Ratusan pengungsi Muslim Rohingya hidup semakin menggenaskan karena banjir disertai badai juga menyapu lebih dari 150 tenda pengungsian di Rakhine. Kota Mrauk Oo di negara bagian Rakhine bahkan benar-benar tertutupi oleh air banjir.
"Tidak ada tempat untuk menyimpan barang makanan dan bantuan yang diterbangkan oleh helikopter ke kota yang dilanda banjir. Tidak ada jalan bagi truk untuk masuk ke daerah yang tergenang air," kata kepala daerah Maung Maung Ohn kepada MRTV.
Your Ads Here
Sunday, August 2, 2015
Banjir Tenggelamkan Myanmar, Puluhan tewas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)