Presiden Myanmar Thein Sein telah menyerukan evakuasi penduduk dari daerah dataran rendah di kawasan delta Irrawaddy. Pasalnya, permukaan sungai-sungai telah mencapai tingkat yang berbahaya dan bisa membobolkan tanggul-tanggul.
Seperti diberitakan VOA, Jumat (7/8/2015), Presiden Sein mengatakan daerah dekat Irrawaddy berisiko bajir karena air sungai telah naik di atas tingkat bahaya.
Sekira 6,2 juta orang, 12 persen dari penduduk Myanmar, tinggal di wilayah di mana sungai Irrawaddy dan sungai-sungai lainnya bergabung ke delta sebelum mengalir ke laut.
Yangon, kota terbesar di Myanmar, belum mengalami banjir, meskipun terletak dekat dengan delta.
Melihat korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang sudah mencapai 88 orang, pemerintah Myanmar sudah mulai membuka diri pada bantuan luar dan mendukung agar perjalanan tim lebih lancar.
Inisiatif itu dilakukan pemerintah melalui pengoperasian kapal, helikopter, dan pesawat yang digunakan untuk mengangkut barang dan tim penyelamat, yang diharapkan lebih mudah tersalur ke area-area terdampak banjir.
Menurut Reuters, hal ini berbeda dari bencana banjir pada Mei 2008 lalu, di mana birokrasi menghambat tersalurnya bantuan, terutama bantuan yang datang dari luar negeri.
"Pemerintah sudah mulai meminta bantuan dari negara-negara lain dan hal itu mengindikasikan bahwa pemerintah Myanmar mulai mau menerima bantuan dari luar," kata seorang perwakilan Federasi Palang Merah Dunia (IFRC), Patrick Fuller.
Banjir bandang Myanmar kini sudah menelan 88 jiwa dan menenggelamkan banyak rumah di 12 daerah yang tanahnya dikatakan cukup rendah.
Dikatakan ABC News, setidaknya 330 ribu orang mengalami dampak buruk dari banjir yang menghambat layanan komunikasi dan fasilitas akses jalan serta jembatan.
VOA_ID
Your Ads Here
Saturday, August 8, 2015
Banjir Myanmar Menganas, 88 Tewas, 230.00 korban diungsikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)