Wednesday, July 22, 2015

Ngeles! Kata BIN: “Insiden Tolikara untuk Menyerang Pak Jokowi”





Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, kerusuhan di Tolikara, Papua bertujuan untuk menyerang Presiden Joko Widodo.



"Jangan salah ya, orang itu memanfaatkan peristiwa ini untuk nyerang Pak Jokowi, nyerang pemerintahan, nyerang saya sebagai Kepala BIN, menyerang Kapolri itu sudah biasa," tukas Sutiyoso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/7/2015).



Namun, Sutiyoso tak mau mengatakan siapa aktor intelektual yang berencana menyerang Jokowi dengan membuat kegaduhan di Tolikara. Dia mengatakan, tak menutup kemungkinan adanya keterlibatan asing.



"Ya tanya polisi saja. Harus ada investigasi untuk jawab itu kan kita nggak bisa menuduh sembarang orang. Penyelidikan polisi masih panjang. Bisa saja keterlibatan pihak asing," ujarnya menuding.



Sutiyoso tak mau disalahkan terkait kerusuhan yang berujung pada pembakaran masjid dan ruko di Tolikara. Pasalnya, BIN sudah memberikan informasi terkait ancaman itu pada 11 Juli 2015.



Menurut dia, kerusuhan pecah karena aparat keamanan menghadapi massa yang brutal.



"Terjadi bukan di Tolikara aja, di mana-mana kalau menghadapi massa brutal ya seperti itu."



Sutiyoso pun protes atas anggapan bahwa BIN "kecolongan" mendeteksi insiden di Tolikara. Menurut dia, BIN sudah menyampaikan informasi pada 11 Juli kepada aparat keamanan soal munculnya surat larangan shalat Id yang mengatasnamakan Gereja Injili di Indonesia (GIDI).



Mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu menegaskan bahwa BIN telah menjalankan tugasnya dengan baik.



"BIN (dikatakan) lambat, BIN kan bukan eksekutor, tugasnya memberikan informasi. Ya, tahulah Anda waktu aku mau dilantik ada yang pro dan kontra," ujar dia.