Thailand dikecam banyak pihak, PBB dan Organisasi HAM termasuk Amerika Serikat (AS) setelah mendeportasi sekitar 100 warga Muslim Uighur ke China. Langkah tidak bijak itu semakin menyudutkan kaum muslim Uighur di Tiongkok dan akan mengalami penyiksaan dan perlakuan diskriminatif.
Para warga Muslim Uighur yang dideportasi ke China itu dikhawatirkan akan mengalami penganiayaan dari otoritas China.
Selain AS, Turki dan kelompok HAM juga mengecam Thailand. Sebelumnya, sekelompok warga di Turki berdemo membakar bendera China untukmemprotes larangan puasa Ramadan bagi warga Muslim Uighur di Xinjiang.
"Kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah Tiongkok dan mendapat jaminan keamanan serta keselamatan bagi 109 Uighur yang kami pulangkan ini," kata Mayjen Verachon Sukhonthapatipak, wakil jubir pemerintah seperti dilansir dalam laman AFP.
Namun, Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak memberikan keterangan yang sama. Jubir Hua Chunying menyatakan, pemerintah akan menindak para pelanggar hukum itu dengan tegas.
Di mata Beijing, sekitar 170 penduduk Uighur yang melarikan diri dari wilayahnya sekitar setahun lalu itu adalah pelaku kriminal. Mereka melanggar peraturan tentang kewarganegaraan.
Khususnya, terkait dengan keamanan dan ketertiban. Karena itu, jika kaum muslim Uighur yang menjadi penghuni minoritas Tiongkok tersebut pulang, Beijing akan menjerat mereka secara hukum.
Sebenarnya, ada sekitar 170 warga Uighur yang tinggal di Thailand selama setahun terakhir. "Kami memverifikasi identitas mereka. Sekitar 70 di antaranya mengaku sebagai warga Turki dan kami deportasi ke Turki beberapa waktu lalu," papar Verachon.
Sementara itu, sisanya adalah warga Tiongkok. Sebelum memulangkan 109 warga Uighur tersebut, pemerintah Thailand mendata alamat mereka.
Your Ads Here
Friday, July 10, 2015
Deportasi Paksa 100 Muslim Uighur ke China, Thailand Dikecam PBB
Subscribe to:
Post Comments (Atom)